Pengaruh dukungan sosial terhadap kecepatan Pposes recovery (Pemulihan) dengan metode therapeutic community sampai tahap re-entry pada remaja penyalahguna napza
Astrid Mauli Ayuningtias
ABSTRAK ASTRID MAULI AYUNINGTIAS. 2008. Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kecepatan Proses Recovery (Pemulihan) dengan Metode Therapeutic Community Sampai Tahap Re-Entry Pada Remaja Penyalahguna Napza. (Dibimbing oleh Sulis Maryanti, Dra. Psi. and Safitri Dra. MSi.). Masalah penyalahgunaan Napza di Indonesia semakin meningkat setiap tahun. Berdasarkan data-data yang diperoleh, ternyata remaja yang paling banyak menjadi korban. Remaja merupakan kelompok usia yang memiliki karateristik yang unik sehingga rentan terhadap penyalahgunaan Napza. Remaja yang telah menjadi penyalahguna napza akan direhabilitasi agar pulih kembali. Salah satu metode untuk pemulihannya adalah Therapeutic Community. Dengan metode yang sama dan batasan waktu pemulihan yang sama, namun ternyata dalam proses pemulihan tersebut terjadi banyak perbedaan dalam hal waktu lamanya proses pemulihan tersebut. Hal ini bisa terjadi karena faktor internal dan eksternal. Salah satu faktor eksternalnya adalah dukungan sosial dari significant person remaja penyalahguna napza tersebut. Dukungan sosial hadir dalam bentuk nasehat, saran, pujian dan perhatian. Remaja penyalahguna napza yang mendapatkan dukungan sosial percaya bahwa mereka dicintai, disayangi, bernilai dan berharga sehingga akan berpengaruh terhadap kecepatan proses pemulihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dukungan sosial terhadap kecepatan proses recovery (pemulihan) dengan metode therapeutic community sampai tahap re-entry pada remaja penyalahguna napza. Penelitian ini bersifat kuantitatif non-eksperimental, dengan menggunakan teknik statistik regresi yaitu melihat pengaruh dukungan sosial terhadap proses recovery pada remaja penyalahguna napza. Sampel penelitian ini adalah para penyalahguna napza yang telah melalui tahapan rehabilitasi sampai tahap re-entry dan sedang menjalani tahap aftercare dengan metode therapeutic community dengan kategori remaja akhir atau berusia 18-24 tahun, pada empat tempat rehabilitasi yang menggunakan metode Therapeutic Community antara lain, RS. Bhayangkara Selapa Unit Narkoba, Jakarta Selatan, KESATU, Jaksel, Sport Campus Wijaya Kusuma (SCWK), Jaksel, dan Yayasan Al-Jahu, Jaksel. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purpossive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui alat ukur berupa kuesioner yang disusun sendiri oleh penulis berdasarkan teori dukungan sosial dari E.P Sarafino untuk skala dukungan sosial. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh koefisien korelasi sebesar -0,739 dengan p < 0,05 yang menunjukkan bahwa dukungan sosial berkorelasi negatif dengan kecepatan proses recovery artinya semakin tinggi dukungan sosial seseorang maka proses recovery nya akan semakin cepat. Dari uji F pada tabel regresi diperoleh F hitung sebesar 40,976 dengan p<0,05. Hal ini berarti ada hubungan linear antara variabel dukungan sosial dan variabel kecepatan proses recovery. Koefisien determinasi (R2) = 0,547, hal ini menunjukkan bahwa dukungan sosial memberi kontribusi sebesar 54,7 % terhadap kecepatan proses recovery pada remaja penyalahguna napza yang direhabilitasi dengan menggunakan metode therapeutic community sampai tahap re-entry. Sisanya, yaitu sebanyak 45,3 % dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa dukungan sosial berpengaruh secara signifikan terhadap kecepatan proses recovery (pemulihan) remaja penyalahguna napza yang menggunakan metode therapeutic community sampai tahap re-entry, dapat diterima.
- No. Panggil 150 MAU p
- Edisi
- Pengarang Astrid Mauli Ayuningtias
- Penerbit Jakarta Universitas Esa Unggul 2008