Gambaran Strategi coping pada istri pertama yang suaminya berpoligami
Endang Anggraeni
ABSTRAKSI ENDAH ANGGRAENI. 2008. Gambaran Strategi Coping Pada Istri Pertama Yang Suaminya Berpoligami (dibimbing oleh Winanti Siwi Respati, Dra. Psi, dan Fokky Fuad, SH.MHum). Perkawinan poligami dalam masyarakat Indonesia masih kontroversial, dapat menjadi masalah dalam perkawinan yang harus dilewati. Ada istri yang meminta cerai ketika suaminya menikah lagi, ada pula yang tetap bertahan dalam perkawinannya. Istri yang tetap bertahan akan mengalami masa sulit ketika suaminya menikah lagi. Sebagai istri yang sudah bertahun-tahun mendampingi suami tanpa hadirnya istri yang lain merasa sedih, sakit hati, cemburu, marah dan perasaan lain yang tidak menyenangkan.Semua perasaan ini menimbulkan stress bagi istri. Agar tetap bisa bertahan maka stress ini harus diatasi dengan coping stress. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, tujuannya menggambarkan coping stress pada istri pertama yang suaminya berpoligami. Teknik pengambilan sampel non probabality-sampling, dengan jenis purposive sampling, sampel dipilih dengan kriteria tertentu yaitu istri pertama yang dipoligami dan berdomosili di Jakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam yang terstruktur dan observasi terhadap subyek. Dari Hasil wawancara dan observasi diolah dalam bentuk verbatim, koding, katgori dan interpretasi. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa dengan Think positive and optimistically semua subyek mampu mengatasi masalah meskipun dengan aplikasi berbeda. Melakukan Engage in enjoyable activities subyek bisa menikmati kegiatan rutin membuat gembira subyek. Kemudian Seek social support berbagi dengan teman atau saudara dapat meringankan beban. Subyek juga menggunakan Increas self-control sehingga dapat mengontrol diri dengan baik. Use Multiple coping, subyek menemukan cara yang lain lagi yang membuat dirinya mampu bertahan dalam perkawinan. Akhirnya dengan strategi Coping ini subyek mampu mengembalikan self-esteem dan rasa percaya diri. Sehingga subyek mampu bertahan dalam perkawinannya tanpa beban lagi. Subyek menyadari bahwa Use Proactive coping dapat memprediksi masalah yang mungkin akan datang sehingga tidak perlu mengalami stress.
- No. Panggil 150.4 ANG g
- Edisi
- Pengarang Endang Anggraeni
- Penerbit 2008