Hubungan keadaan gizi bayi usia 6-10 bulan dengan pola asuh, asupan energi dan protein di Kelurahan Sudimara Jaya Kecamatan Ciledug Kota Tangerang
Dian Ernawati
xv, VI Bab, 68 halaman, 10 tabel, 12 gambar, 3 lampiran Keadaan gizi merupakan dampak yang kompleks dari proses sosial. Hal yang dapat menyebabkan terjadinya kurang gizi pada anak yaitu makanan yang tidak cukup, kesehatan yang tidak memadai dan pola asuh yang tidak cukup (Husaini, 2002). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan keadaan gizi bayi usia 6-10 bulan dengan pola asuh, asupan energi dan protein. Desain penelitian ini bersifat cross sectional dengan sampel adalah sebagian bayi-bayi usia 6-10 bulan di Kelurahan Sudimara Jaya, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dan didapat sebanyak 42 orang. Pola asuh dinilai berdasarkan wawancara dan kuesioner; asupan energi dan protein diukur dengan food recall 2x24 jam; keadaan gizi diukur berdasarkan indeks Z-Score BB/U. Hasil penelitian menunjukkan 83,3% bayi mendapat pola asuh dalam pemberian makan baik dan 59,5% dengan pengasuhan kesehatan baik. Rata-rata asupan energi sebesar 762,3 Kkal (±94,2); rata-rata asupan protein sebesar 44,01 gram (±16,3); rata-rata Z-Score BB/U sebesar -0,76 (±0,97). Tidak ada perbedaan rata-rata nilai Z-Score (BB/U) pada pola asuh dalam pemberian makan dan pengasuhan kesehatan baik dengan yang kurang baik (p > 0,05); ada hubungan yang signifikan antara asupan energi dan protein dengan keadaan gizi (BB/U) pada bayi (p < 0,05). Asupan energi memberikan pengaruh sebesar 25,9% terhadap perubahan keadaan gizi pada bayi, karenanya untuk meningkatkan keadaan gizi bayi, pengasuh harus selalu memperbaiki cara pengasuhan dan konsumsi zat gizi sesuai dengan umur bayi. Daftar Bacaan : 35 (1987-2007)
- No. Panggil 613.3 ERN h
- Edisi
- Pengarang Dian Ernawati
- Penerbit Jakarta : Indonusa Esa Unggul 2008