Hubungan kecerdasan emosional dengan komitmen organisasi karyawan bank swasta �X� di Jakarta Barat
Devi Karisma
ABSTRAK DEVI KARISMA. 2008. Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Komitmen Organisasi Karyawan Bank Swasta �X� di Jakarta Barat (Dibimbing oleh Dra. Sulis Mariyanti, Psi, dan Ir. Azis Luthfi, Msc). Karyawan bank swasta dalam pekerjaannya selalu berhadapan dengan nasabah, rekan kerja dan atasan. Agar pekerjaannya dapat dijalankan dengan baik dan memuaskan nasabah, dibutuhkan kemampuan kecerdasan emosional. Karyawan yang memiliki kecerdasan emosional tinggi berarti ia dapat melakukan problem solving dalam setiap permasalahan, memahami emosi diri sendiri dan orang lain, mampu mengendalikan emosinya, memiliki kemampuan dalam menjalin relasi dengan baik sehingga ia merasa nyaman dengan perusahaan tersebut. Rasa nyaman membuat karyawan selalu merasa ingin terlibat dalam setiap kegiatan perusahaan, memiliki keterikatan secara emosional terhadap perusahaan dan tidak ingin meninggalkan perusahaan. Atau dengan kata lain memiliki komitmen tinggi terhadap perusahaan. Pokok persoalan dalam penelitian ini, apakah kecerdasan emosional memiliki hubungan dengan komitmen organisasi karyawan bank swasta �X� di Jakarta Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dengan komitmen karyawan bank swasta �X� di Jakarta Barat. Penelitian ini bersifat kuantitatif non-eksperimental, dengan menggunakan teknik statistik korelasi point biserial untuk melihat hubungan kecerdasan emosi dengan komitmen organisasi karyawan bank swasta �X� di Jakarta. Sampel penelitian adalah karyawan bank swasta �X� di Jakarta Barat yang bekerja minimal 1 tahun, berusia 21-40 tahun ke atas, memiliki latar belakang pendidikan minimal SMA, telah menjadi karyawan tetap, dan bekerja pada bagian frontliner. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui alat ukur berupa kuesioner kecerdasan emosi yang disusun sendiri oleh penulis berdasarkan teori kecerdasan emosi dari Salovey & Mayer (2001) dan kuesioner komitmen organisasi disusun berdasarkan teori dari Allen & Meyer (1990) Dari pengolahan data diperoleh hasil r = 0,28 dengan α = 0,005. Dan diperoleh nilai tt = 1,960. Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan komitmen organisasi. Artinya semakin tinggi kecerdasan emosi karyawan maka komitmen organisasi karyawan terhadap organisasi juga semakin tinggi. Namun kecerdasan emosi hanya memiliki sumbangan sebesar 28% terhadap komitmen organisasi dan sisanya sebesar 72% dipengaruhi oleh faktor lain seperti usia, pendidikan terakhir, status perkawinan, masa kerja, pendapatan, jabatan, dll.
- No. Panggil 150.2 KAR h
- Edisi
- Pengarang Devi Karisma
- Penerbit Universitas Indonusa Esa Unggul 2008