Dinamika kepribadian wanita yang mengalami bulimia nervosa (studi kasus berdasarkan teori psikoanalisis sigmund freud)
Dina Pramata
Stres yang berkepanjangan mengakibatkan beragam penyakit yang muncul berupa gejala fisik atau gejala psikis. Bulimia adalah gejala psikis yang timbul akibat stres yang berkepanjangan. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dinamika psikologis wanita yang mengalami bulimia nervosa dengan menggunakan teori Psikoanalisis Sigmund Freud. Freud lebih memandang gangguan fisik melalui pendekatan psikologis. Sehingga kasus bulimia yang termasuk gangguan fisik dapat dianalisis dengan menggunakan pendekatan psikologis (Freud, Sigmund. 2002). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Subyek penelitian yang digunakan adalah perempuan berusia antara 15�29 tahun yang menderita bulimia dengan menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan metode wawancara dan observasi. Hasil penelitian ini secara garis besar dapat disimpulkan bahwa ketiga subyek mengalami bulimia nervosa tipe purging atau melakukan pemuntahan secara sengaja setelah makan berlebihan. Ketiga subyek memiliki dorongan makan yang sangat besar yang dipicu oleh stres yaitu masalah relationship. Mereka sebenarnya memiliki tubuh yang ideal namun mereka merasa tidak ideal. Ketakutan itu semakin bertambah dan terjadi secara terus menerus sehingga memunculkan dinamika kecemasan yang saling terkait. Untuk mengurangi kecemasan tersebut, mereka melakukan defense mechanism. Defense mechanism yang dilakukan secara berulang dan terus-menerus menyebabkan ketiga subyek mengalami psikopatologi. Psikopatologi yang dialami mereka berupa simptom yaitu makan secara berlebihan kemudian secara sengaja melakukan pemuntahan setelah makan. Selain itu, psikopatologi menurut Freud dapat terjadi karena adanya fiksasi pada fase tertentu dalam perkembangannya terutama pada lima tahun pertama (Freud, 2002). Ketika berusia 0-1 tahun, mereka mengalami terpisah secara emotional dari ibunya. Keadaan ini menyebabkan tidak adanya relasi antara ibu dan anak yang didapat dari aktivitas menyusui sehingga kebutuhan rasa aman dan kasih sayang tidak terpenuhi. Kondisi ini menimbulkan kecemasan dan trauma pada ketiga subyek. Menurut Freud, manifestasi dari fiksasi baru akan muncul pada fase genital yaitu ketika individu berusia remaja atau dewasa. Ketiga subyek mengalami fiksasi oral dan manifestasinya adalah makan berlebihan. Kecemasan mereka akan kehilangan relasi dirasakan sama dengan ketika mereka kehilangan hubungan emosi dengan ibu pada masa bayi. Dengan kondisi terfiksasi, kepribadian mereka semakin sulit menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan realitas eksternal.
- No. Panggil 150 PRA d
- Edisi
- Pengarang Dina Pramata
- Penerbit Jakarta : Indonusa Esa Unggul 2008