Faktor-faktor yang berhubungan dengan flebitis pada klien yang terpasang infus di Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk Jakarta Utara
Mulyaningsih
Terapi infus merupakan tindakan infasif yakni suatu tindakan memasukan alat kesehatan ke dalam tubuh klien yang bertujuan mengganti cairan tubuh yang hilang, memperbaiki kekurangan elektrolit dan nutrisi, serta sebagai medium untuk pemberian obat secara intravena. Tindakan tersebut dapat menyebabkan komplikasi seperti flebitis, yang mempunyai karakteristik seperti merah, terasa nyeri, bengkak serta terasa hangat disekitar penusukan. Flebitis dikelompokan menjadi 4 scala, yaitu : scala 0 : bila tidak ada gejala, scala 1 : bila ada eritema dengan atau tanpa adanya nyeri, scala 2 : bila ada nyeri, eritema dan edema, scala 3 : bila nyeri, ada eritema dan teraba garis vena ± 1 inchi, scala 4 : bila ada nyeri, eitema, teraba garis vena lebih dari 1 inchi dan adanya cairan pada rulen. Penelitian ini menggambarkan faktor � faktor yang berhubungan dengan flebitis pada terapi infus. Merupakan penelitian kwantitatif menggunakan desain deskripsi korelasi dengan sample sebanyak 20 perawat dan 20 klien yang diambil dengan menggunakan instrumen observasi, selama bulan agustus 2008. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dibantu oleh asisten peneliti. Hasil penelitian dianalisa dengan menggunakan metode bivariat dan univariat, uji statistik yang digunakan adalah uji chi � square, menunjukkan hasil bahwa tidak adanya hubungan antara pemilihan tempat infus ( p value 0,621 ), cairan infus ( p value 0,34 ), usia klien ( p value 0,964 ). Sedangkan teknik pemasangan infus ( p value 0,002 ) dan perawatan infus ( p value 0,006 ) ditemukan hasil bahwa ada hubungan yang bermakna. Sehingga dapat disimpulkan bahwa flebitis yang terjadi di Ruang Rawat Inap kelas 2 Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk di karenakan kurangnya prosedur pemasangan dan perawatan infus.
- No. Panggil 617 MUL f
- Edisi
- Pengarang Mulyaningsih
- Penerbit Jakarta : Indonusa Esa Unggul 2008