Gambaran coping stress ibu yang memiliki anak pertama yang lair prematur
Lia Marlia Kurniawati
ABSTRACK Lia Marlia Kurniawati. 2009. Gambaran coping stress ibu yang memiliki anak pertama yang lahir ptematur. (Dibimbing oleh Sulis Mariyanti, Dra. Psi dan Mulyo Wiharto, MM.MHA) Kondisi kelahiran prematur ini sering menimbulkan kecemasan tersendiri bagi setiap wanita hamil (Handoko. net, 2003), dikarenakan kelahiran anak prematur akan memiliki dampak kurang menguntungkan bagi perkembangan anak selanjutnya, antara lain bayi prematur akan menghadapi masalah seperti : dalam hal perkembangan fisik dan kesehatan. Bayi prematur biasanya lebih kecil daripada bayi yang dilahirkan cukup umur, dan biasanya cenderung tetap lebih kecil daripada teman-teman sebayanya sekalipun sudah mencapai tahap pubertas.Riset kualitatif pada para ibu yang bayinya prematur, menunjukan hasil bahwa para ibu akan memperlihatkan reaksi emosional seperti duka cita, rasa bersalah, ketakutan, menarik diri dari lingkungan, tertekan, stress, dan merasa tidak lengkap sebagai seorang ibu, Artinya bayi yang dilahirkan premature dapat merupakan stressor berat bagi ibu. Coping stress diartikan sebagai respon yang bersifat perilaku psikologis untuk mengurangi tekanan dan sifatnya dinamis. Lazarus dan Folkman (Yudiarso, 2004:400), coping, yaitu usaha untuk mengubah secara konstan aspek kognitif dan perilaku untuk mengelola tuntutan-tuntutan eksternal maupun internal yang dinilai sebagai beban dan/atau telah melampaui sumber daya sebagai sejumlah usaha untuk individu. Dalam menghadapi masalah, baik yang bersumber dari dirinya sendiri maupun orang lain, seorang individu akan berusaha dengan kemampuannya untuk menghadapi dan menyelesaikan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Tujuan penelitian ini adalah melihat Gambaran Coping Strsess Ibu yang Memiliki Anak Pertama yang lahir Prematur. Subjek penelitian ini adalah para ibu yang berusia antara 20-38 tahun, anak yang prematur pun max 2 tahun, baru memiliki anak pertama. Subjek dipilih dengan metode purposive sampling. Data diperoleh dengan wawancara terstruktur dan mendalam (in-depth interview) dan observasi. Dari hasil wawancara tersebut diolah dalam bentuk verbatim, koding, kategori dan dilakukan interpretasi pada ketiga subjek penelitian. Dari hasil pengolahan data diperoleh gambaran bahwa secara garis besar tidak semua subjek dalam penelitian ini mengalami sumber-sumber stress yang sama. Baik secara ekonomi, psikologis dan sosial dalam menjalankan perannya sebagai ibu yang memiliki anak prematur, dari ketiga subjek merasakan beban psikologis merupakan stressor terberat bagi mereka. Subjek I hanya merasakan bebanterberat dengan memiliki anak prematur masalah psikologis. Subjek II merasakan beban terberat dengan memiliki anak prematur masalah psikologis dan ekonomi. Subjek III beban terberat yang subjek rasakan adalah masalah psikologis dan sosial. Dari data yang dikumpulkan menunjukan bahwa rata-rata subjek memilih emotion-focused coping untuk mengatasi stres yang dihadapinya, sehingga beban stres yang memberatkan subjek tidak dapat diatasi oleh para subjek.
- No. Panggil 150.2 MAR g
- Edisi
- Pengarang Lia Marlia Kurniawati
- Penerbit Jakarta Universitas Esa Unggul 2009