Makna hidup ibu rumah tangga penderita lupus erytomatosus
YUNITA CHRISTIANA
ABSTRAK YUNITA CHRISTIANA. 2010. MAKNA HIDUP IBU RUMAH TANGGA PENDERITA LUPUS ERYTHEMATOSUS. (Pembimbing I Mestika Dewi dan pembimbing II Mulyo Wiharto; Fakultas Psikologi UIEU) Penderita Lupus erythematosus di Indonesia pada tahun 1998 tercatat ada sebanyak 500 Odapus. Sampai akhir tahun 2007 sudah tercatat 8.018 Odapus. Rentang Usia penderita adalah perempuan yang berada dalam usia memiliki anak antara 20-50 tahun. Artinya, pada rentang usia tersebut ada yang berperan sebagai ibu rumah tangga. Seorang ibu rumah tangga memiliki peran vital dalam membangun sebuah keluarga, meskipun peran tersebut membosankan dan selalu bergantung hidup pada penghasilan suami ataupun anak-anak. Penderitaan yang dialami oleh ibu rumah tangga penderita lupus erythematosus yakni secara fisik akibat pemakaian obat jangka panjang dan secara psikologis dimana mereka menjadi beban keluarga, adanya mitos yang menyebutkan bahwa penyakit tersebut adalah keturunan hingga terganggunya peran dan fungsi sebagai seorang ibu rumah tangga. Hal tersebut membuat mereka mengalami penghayatan tanpa makna sebanyak dua kali, yakni ketika menerima vonis dokter dan menjalani pengobatan karena mereka harus bergantung pada obat-obatan selamanya. Sehingga keadaan tersebut juga membuat mereka menjalankan proses penemuan makna untuk kedua kalinya, yaitu sebelum dan setelah menjalani pengobatan. Dalam menemukan makna hidup terdapat tiga sumber nilai yaitu creative values, experiental values dan attitudinal values. Menurut Frankl hidup itu memiliki makna atau arti dalam setiap situasi bahkan dalam penderitaan sekalipun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa yang menjadi makna hidup ibu rumah tangga penderita lupus erythematosus, apa yang dilakukan oleh ibu rumah tangga penderita lupus erythematosus agar dapat menemukan makna hidupnya, bagaimana prosesnya seorang ibu rumah tangga penderita lupus erythematosus sebelum dan setelah menjalani pengobatan dalam menemukan makna hidup, dan perubahan hidup apa yang dirasakan oleh ibu rumah tangga penderita lupus erythematosus setelah menemukan makna hidupnya. Desain penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan metode wawancara mendalam dan observasi. Teknik pengambilan subyek dalam penelitian ini adalah Purposive sampling dan Snowball sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya perbedaan proses penemuan makna hidup sebelum dan setelah menjalani pengobatan. Pada proses sebelum menjalani pengobatan, ketiga subyek termasuk dalam kelompok belum menemukan makna hidup, tetapi setelah menjalani pengobatan ketiga subyek dikatakan termasuk dalam kelompok sudah menemukan makna hidupnya. Makna hidup bagi subyek pertama adalah sebuah anugerah dari Tuhan untuk dijalankan dengan sebaik-baiknya, bagi subyek kedua hidup haruslah dijalankan dengan santai dan berpikir positif, Sedangkan bagi subyek ketiga adalah menjalankan hidup dengan pasrah sabar. Perubahan hidup yang dirasakan oleh subyek pertama adalah semakin dekat kepada Tuhan, sedangkan subyek kedua adalah terjadinya perubahan sikap dari negatif menjadi positif dan subyek ketiga adalah menjadi lebih pasrah dan sabar dalam menjalani hidupnya
- No. Panggil 150 CHR m
- Edisi
- Pengarang YUNITA CHRISTIANA
- Penerbit jakarta 2010