Hubungan aktifitas fisik, IMT (indeks massa tubuh) dengan lemak tubuh pada pekerja di pusat uji kesehatan Manggala Wanabakti
MAIGAWATI TORONG
ABSTRAK UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL FAKULTAS ILU-ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI SKRIPSI, MARET 2010 MAIGAWATI TORONG. HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK, IMT (INDEKS MASSA TUBUH) DENGAN LEMAK TUBUH PADA PEKERJA DI PUSAT UJI KESEHATAN MANGGALA WANABAKTI ix, VI Bab, 67 Halaman, 13 Tabel, 5 Lampiran Latar Belakang : Jumlah lemak sesorang tergantung dari berat badan, jenis kelamin, umur dan aktifitas tubuh. Penimbunan jaringan lemak tubuh yang berlebihan atau yang lazim disebut obesitas atau kegemukan merupakan masalah serius. Persentase lemak tubuh yang normal untuk laki-laki 15�18% dan perempuan 20�25%. Dengan meningkatnya jumlah lemak dalam tubuh akan meningkatkan berat badan karena lemak disimpan didalam tubuh dalam bentuk lemak padat (fat). Dengan meningkatnya aktifitas fisik maka diharapkan akan membantu penurunan lemak tubuh dan berat badan. Tujuan : untuk mempelajari hubungan aktifitas fisik, IMT (Indeks Massa Tubuh) dengan lemak tubuh di Pusat Uji Kesehatan Manggala Wanabakti. Metoda : yang digunakan analitik deskriptif dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi adalah semua pekerja yang melakukan medical check-up dengan jumlah responden 94 orang. Hasil : Data karakteristik dan aktifitas fisik dicatat dengan kuesioner, IMT dan lemak tubuh diukur dengan alat timbangan detecto, microtoice dan skin fold. Hasil penelitian menunjukkan jenis kelamin laki-laki 58.5%, umur muda 68.1%, genetik 12.8%, aktifitas ringan 16.0%, aktifitas sedang 84.0%, IMT Normal 69,2%, gemuk 23,4% dan lemak tubuh tinggi 73.4%. Hasil uji statistik menunjukkan hubungan bermakna antara lemak tubuh dan umur, lemak tubuh dan IMT (r: 0.445, p < 0.05 ; r: 0.438, p < 0.05). Kesimpulan : Perlu diperhatikan perubahan IMT (Indeks Massa Tubuh) karena semakin tinggi IMT, persentase lemak tubuh semakin meningkat.
- No. Panggil 612 TOR h
- Edisi
- Pengarang MAIGAWATI TORONG
- Penerbit jakarta 2010