Disonansi kognitif pada wanita dewasa muda pelaku aborsi akibat hHubungan seks sebelum menikah (Studi Kasus pada 4 Wanita Dewasa Muda). Depok: Fakultas Paikologi UI
Maya Septianty
ABSTRAKSI Maya Septiani Latupeirissa. 2009. �Stres dan Coping Stres Pada Remaja Yang Aborsi Akibat Hamil Pranikah�. (Dibimbing oleh Dra. Winanti Siwi Respati, Psi) Aborsi semakin banyak dilakukan oleh remaja, sebagai dampak dari pergaulan bebas yang dilakukannya. Remaja yang melakukan aborsi akan menghadapi berbagai masalah diantaranya adalah takut terhadap proses aborsi, merasa bersalah terhadap anak yang diaborsi, merasa cemas akan kesehatan fisik setelah aborsi, merasa dikucilkan di lingkungan, merasa malu terhadap lingkungan dan takut orang lain mengetahui perihal aborsi yang dilakukan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa aborsi dapat merupakan stresor bagi remaja. Stresor kalau dibiarkan dapat membuat seseorang menjadi stres. Stres perlu diatasi agar kehidupan dapat berjalan dengan baik. Upaya mengatasi stres disebut coping. Remaja yang aborsi dengan berbagai permasalahan dan potensi stres yang tinggi perlu melakukan coping stres. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan stres dan coping stres pada remaja yang aborsi akibat hamil pranikah. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah tiga orang remaja perempuan yang melakukan aborsi. Subjek dipilih dengan metode purposive sampling. Data diperoleh dengan wawancara terstruktur, mendalam (in-depth interview) dan observasi. Dari hasil wawancara tersebutdiolah dalam bentuk verbatim, koding kategori dan dilakukan analisis pada ketiga subjek penelitian. Dari data yang didapatkan, diperoleh gambaran bahwa secara garis besar ketiga subjek dalam penelitian ini mengalami masalah dan beban saat sebelum dan sesudah aborsi, yang disadari subjek menjadi stresor yang membebani. Ada persamaan stresor yang dialami subjek pertama, ke dua dan ke tiga, ada pula perbadaan stresor di antara ketiganya. Persamaan stresor yang dialami oleh ketiga subjek yaitu, memikirkan tentang aborsi yang akan dilakukan, merasa bersalah terhadap bayi yang diaborsi, kepada Tuhan dan kepada diri sendiri, perasaan hancur, dan merasa takut tidak diberikan anak lagi oleh Tuhan. Persamaan stres dari ketiga subjek yaitu sedih saat dan setelah melakukan aborsi, takut dan cemas, sensitif dan cepat tersinggung, emosi dan cepat marah. Sedangkan perbedaan antara ketiga subjek dari segi stresor yaitu subjek pertama dan ke dua tidak mendapat perhatian lagi dari pacar, sedangkan subjek ketiga tetap mendapat perhatian dari pacarnya, subjek pertama merasa trauma dengan laki-laki sedangkan subjek ke dua dan ke tiga tidak merasakannya, subjek ke tiga takut orang mengetahui perihal aborsi yang dilakukannya, sedangkan subjek pertama dan ke dua tidak merasakan hal tersebut. Yang berikut adalah stres yang dialami subjek ke tiga yaitu sedih berkepanjangan mencoba bunuh diri dan sulit tertawa. Subjek pertama dan ke dua tidak mengalaminya. Sering menangis mengingat proses aborsi, dialami oleh subjek pertama dan ke tiga sedangkan subjek ke dua tidak mengalaminya. Subjek ke tiga juga merasakan rendah diri dan terbawa mimpi tentang anaknya yang juga dialami oleh subjek ke dua. Dari pengolahan data tersebut pula coping stres pada remaja yang aborsi akibat hamil pranikah memiliki beberapa kesamaan, yaitu ketiga subjek menggunakan problem focused-coping dan emotional focused-coping sebagai usaha untuk mengurangi stresor dan stres aborsi yang dihadapi.
- No. Panggil 150.2 SEP d
- Edisi
- Pengarang Maya Septianty
- Penerbit Univ Esa unggul 2010