Gambaran stressor dan coping stress pada guru yang mengajar anak mental retradasi (MR).
Asti Sakinatuzahroh
ABSTRAK ASTI SAKINATUZAHROH. Gambaran Stressor Dan Coping Stress Pada Guru Yang Mengajar Anak Mental Retradasi (MR). (Dibimbing oleh Dra.Winanti Siwi Respati, Psi. M.Si dan Mulyo Wiharto,MM. MHA) Guru yang mengajar anak MR di sekolah SLB bagian C sangat rentan terhadap stress, salah satu penyebabnya karena adanya sumber stress yang bersifat fisik seperti suhu ruangan kelas dan kemacetan, psikologis seperti cemas, kehilangan konsentrasi, dan adanya rasa malas, dan sosial, yaitu tingkah laku anak MR, orang tua murid, dan lingkungan sekitar sekolah yang dihadapi. Untuk mengatasi sumber stress tersebut, maka strategi coping yang efektif mutlak diperlukan oleh para guru. Tujuan penelitian ini adalah melihat gambaran stress dan coping stress pada guru yang mengajar anak MR. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah guru yang mengajar anak MR dan berjumlah 3 orang, karena jumlah tersebut dianggap sudah cukup melengkapi data yang dibutuhkan oleh peneliti. Subjek dipilih dengan cara metode purposive sampling. Data diperoleh dengan wawancara, setelah itu dibentuk verbatim, koding kategori dan dilakukan interpretasi pada ketiga subjek penelitian. Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat diketahui tidak semua subjek mengalami sumber-sumber stress fisik, psikologis, dan sosial dalam menjalankan perannya sebagai guru anak MR. Masing-masing subjek menghadapi sumber stress dan melakukan coping stress yang berbeda. Ketiga subjek memiliki kesamaan pada sumber stress sosial yaitu dari tingkah laku anak MR dan orangtua murid. Pada subjek I dan III sama-sama mengalami sumber stress psikologis berupa kecemasan, sedangkan subjek II hanya mengalami sumber stress sosial tidak mengalami stress fisik dan psikologis. Pada subyek I dan III lebih banyak menggunakan emotion focused coping, untuk mengatasi stress yang dihadapinya, sehingga subjek tidak memfokuskan penyelasaian masalah pada masalah yang sesungguhnya, subjek lebih berorientasi kepada penyelesain masalah secara emosional seperti accepting responsibility, distancing, self-control dan lain-lain akibatnya adalah beban stress yang memberatkan subjek tidak dapat diatasi dengan baik oleh para subjek. Sedangkan pada subjek II lebih banyak menggunakan problem focused coping untuk mengatasi stress yang dihadapinya, sehingga subjek lebih berorientasi kepada menyelesaian masalah secara positif seperti planful problem solving, confrontative coping dan seeking social support for instrument adalah beban stress yang dapat diatasi dengan baik oleh subjek.
- No. Panggil 150.1 SAK g
- Edisi
- Pengarang Asti Sakinatuzahroh
- Penerbit Univ Esa unggul 2010