Gambaran makna hidup pada pemanjat tebing yang pernah mengalami kecelakaan.
Anita Alvira Tando
ABSTRAKSI ANITA ALVIRA TANDO. 2003. �Gambaran Makna Hidup Pada Pemanjat Tebing yang Pernah Mengalami Kecelakaan� ( dibimbing oleh Dra. Winanti Siwi Respati, Psi dan Dra. Mulyo Wiharto, MHA ). Kecelakaan panjat tebing adalah suatu peristiwa kecelakaan yang terjadi ketika pemanjat sedang memanjat dan terjatuh dari atas ketinggian. Kecelakaan panjat tebing merupakan peristiwa tragis bagi para pemanjat. Peristiwa kecelakaan ini membawa masalah-masalah dalam kehidupan pemanjat (Mellor 2004). Berbagai masalah yang dialami pasca kecelakaan dapat mengakibatkan keterpurukan, dan merasa tidak bermakna bagi para pemanjat. Ini yang akan difokuskan peneliti dalam penelitian ini. Penderitaan akibat peristiwa kecelakaan yang tidak dimaknai akan membuat pemanjat menjadi tidak termotivasi untuk melanjutkan kehidupannya. Dengan demikian tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan bagaimana pemanjat tebing yang mengalami kecelakaan dapat menemukan makna hidupnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkip wawancara dan perilaku-perilaku yang dapat diamati. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling berdasarkan kriteria tertentu, yaitu pemanjat yang pernah mengalami kecelakaan. Metode pengumpulan data adalah dengan wawancara dan observasi. Data diperoleh dengan cara membuat verbatim, analisis awal, pengkodingan, kategorisasi, dan melakukan analisis intra dan inter subjek, interpretasi, mengajukan saran untuk penelitian selanjutnya. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara umum ketiga subjek mengalami penderitaan pasca kecelakaan namun segera menemukan makna. Penemuan kembali makna hidup meskipun telah mengalami kepahitan hidup akibat kecelakaan sangat penting, karena hal ini dapat membebaskan seseorang dari tekanan-tekanan yang ada dengan berjalannya waktu mereka dapat menerima kecelakaannya. Sikap menerima ini diikuti dengan usaha dari mereka untuk bangkit dari kesedihannya yaitu dengan cara kembali aktif dalam kegiatan panjat tebing, melanjutkan pendidikan dan bekerja. Dengan kembali menjadi atlit, melanjutkan pendidikan, dan bekerja mereka dapat memenuhi tujuan hidup, Mereka mengubah sikap mereka dan perubahan sikap itu ternyata membuat hidup mereka pada akhirnya menjadi bermakna. Secara umum mereka dapat merasakan, menikmati dan mampu memperbaiki hubungan mereka dengan orang tua, teman dan pasangan hidup menjadi lebih baik dan harmonis, sehingga mereka merasa hidup sangat bermakna. Dapat disimpulkan bahwa pada akhirnya ketiga subjek mampu memaknai kehidupannya, karena ketigannya tidak merasa bahwa kecelakaan adalah akhir dari kehidupannya. Mereka dapat bangkit dari keterpurukkan pasca kecelakaannya dan memaknai peristiwa tersebut sampai pada akhirnya mereka merasakan kebahagiaan.
- No. Panggil 150.2 ALV g
- Edisi
- Pengarang Anita Alvira Tando
- Penerbit 2010