Gambaran burnout pada perawat di duang rawat inap RSUD BERKAH Pandeglang�
Adi Hariyadi
ABSTRAK ADI HARIADI 2010. Gambaran Burnout pada Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD BERKAH Pandeglang. (Dibimbing oleh Mestika Dewi, M.Si, Psi dan Sri Handayani, S.E, M.M) Merawat pasien, mendampingi dokter, melakukan hubungan dengan tim kesehatan lain merupakan tugas utama perawat. Tetapi disamping tugas utama di RSUD BERKAH Pandeglang seorang perawat juga dituntut untuk melakukan tugas-tugas diluar tugas utamanya diantaranya melakukan tugas administrasi untuk pasien maskin, askes sosial dan pasien umum. Hal ini menjadikan tugas perawat semakin berat. Lebih lanjut perawat juga seringkali menjadi sasaran keluhan baik dari pasien atau keluarganya. Beban kerja yang berat, tuntutantuntutan yang besar membuat perawat selalu berada dalam tekanan ketika melaksanakan tugasnya sehingga membuat perawat mudah merasa frustasi dan stres. Dan jika stres tersebut berlangsung dalam waktu yang lama dan dengan intensitas yang tinggi maka bisa membuat perawat mengalami burnout. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran burnout pada perawat di ruang rawat inap RSUD BERKAH Pandeglang tahun 2010. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, teknik analisa dengan statistik deskriptif. Populasi penelitian ini adalah perawat yang bekerja di ruang rawat inap sebanyak 187 orang dengan jumlah sampel 65 perawat. Metode pengambilan sampel dengan simple random sampling, alat ukur yang digunakan berupa kuisioner dengan menggunakan skala Likert. Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas dilakukan tryout terhadap 30 orang responden. Skor yang didapatkan dihitung dengan menggunakan korelasi Product Moment Pearson dan menggunakan koefisien Cronbach Alpha untuk mengetahui reliabilitas alat ukur. Setelah dilakukan uji coba, jumlah item valid untuk alat ukur burnout sebanyak 49 item dari 90 item dengan koefisien reliabilitas 0,925. Hasil penelitian menunjukan dilihat dari usia 20% perawat mengalami burnout rendah, 69% mengalami burnout sedang dan 10,9% mengalami burnout tinggi. Berdasarkan jenis kelamin laki-laki 14,3% mengalami burnout tinggi, 85,7% mengalami burnout sedang dan tidak ada yang mengalami burnout rendah. Bagi perempuan 15% mengalami burnout tinggi, 59% mengalami burnout sedang dan 25% mengalami burnout rendah. Berdasarkan pendidikan D3,19% mengalami burnout rendah, 64% burnout sedang dan 17% mengalami burnout tinggi. S1 12% burnout rendah, 75% burnout sedang dan 13% mengalami burnout tinggi. Dari ketiga dimensi burnout yaitu kelelahan emosi, depersonalisasi dan reduced personal accomplishment, dimensi reduced personal accomplishment merupakan dimensi yang dominan dialami oleh perawat.
- No. Panggil 150.2 HAR g
- Edisi
- Pengarang Adi Hariyadi
- Penerbit Univ Esa unggul 2010