Motivasi belajar siswa kelas bilingual dan siswa kelas non biblngual di SMP N 89 Jakarta barat
Martina Rizky Amelia
ABSTRAK MARTINA RIZKY AMELIA 2010. Motivasi Belajar Siswa Kelas Bilingual dan Siswa Non-Bilingual di SMP N 89 Jakarta Barat (Dibimbing oleh Levianti M.Si dan Dra. Safitri M.Si) Siswa kelas bilingual dan non-bilingual memiliki beberapa faktor yang membedakan kedua kategori kelas tersebut. Perbedaan tersebut mengenai bahasa pengantar dalam penyajian materi pelajaran, proses seleksi, fasilitas, guru, perilaku siswa saat belajar, pengumpulan tugas, standar nilai dan pencapaian nilai. Perbedaan-perbedaan tersebut kemungkinan akan memberikan kontribusi terhadap motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesignifikasian perbedaan motivasi belajar antara siswa kelas bilingual dan siswa non-bilingual di SMP N 89 Jakarta Barat. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis chi-square yaitu untuk menguji apakah terdapat perbedaan motivasi belajar antara siswa kelas bilingual dan siswa kelas non-bilingual di SMP N 89 Jakarta Barat. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VII, VIII dan IX bilingual dan non-bilingual. Teknik sampling yang digunakan adalah stratified random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat ukur berupa skala motivasi belajar. Pada uji validitas skala motivasi belajar terdapat 19 butir gugur dari 66 butir. Pada uji reliabilitas diperoleh hasil dengan nilai koefisien 0,907. Berdasarkan hasil analisis terhadap data tambahan terhadap perbedaan motivasi belajar pada siswa kelas bilingual menunjukkan bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi adalah siswa yang berjenis kelamin perempuan; berasal dari suku Batak, Betawi, Medan, Papua dan campuran; memiliki ayah lulusan SD, SMP dan SMA; memiliki ibu yang berpendidikan akhir SD dan SMP; pernah menderita penyakit asma, cacar, demam berdarah, maag, tifes, ataupun tidak pernah sakit; menyukai pelajaran IPS, keterampilan, komputer, matematika, dan pendidikan Pancasila; merasa memiliki kemampuan untuk mengikuti pelajaran; serta menyukai penggunaan metode pengajaran ceramah. Sedangkan siswa kelas non-bilingual yang termasuk dalam kategori motivasi belajar rendah adalah siswa yang berjenis kelamin laki-laki; berasal dari suku Aceh, NTB dan Palembang; memiliki ayah yang berpendidikan akhir sarjana; memiliki ibu lulusan SD; menderita penyakit alergi; menyukai pelajaran keterampilan; merasa tidak mampu mengikuti pelajaran; serta menyukai penggunaan metode belajar lain-lain. Aspek dominan dari siswa kelas bilingual yang memiliki motivasi belajar tinggi adalah memiliki sejumlah usaha, bekerja keras, dan menghabiskan waktu untuk belajar. Sedangkan aspek dominan dari siswa kelas non-bilingual yang memiliki motivasi belajar tinggi adalah menetapkan tujuan yang realistik. Berdasarkan hasil analisis data chi-square dengan menggunakan SPSS for windows ver. 11.0, nilai signifikan yang diperoleh sebesar 0,000. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa motivasi belajar siswa kelas bilingual sama dengan motivasi siswa kelas non-bilingual di SMP N 89 Jakarta Barat ditolak.
- No. Panggil 150.4 RIZ m
- Edisi
- Pengarang Martina Rizky Amelia
- Penerbit Universitas Esa Unggul 2010