Gambaran Optimisme Wanita Single Parent � Studi Kasus pada Wanita Single Parent yang Memiliki Hak Asuh Anak Pasca Perceraian
SITI MAEMUNAH NIM : 2007-71-096
ABSTRAK SITI MAEMUNAH. 2011. Gambaran Optimisme Wanita Single Parent � Studi Kasus pada Wanita Single Parent yang Memiliki Hak Asuh Anak Pasca Perceraian (Pembimbing Winanti Siwi Respati; Mulyo Wiharto; Fakultas Psikologi UEU). Hidup sebagai single parent pada dasarnya tidak pernah diharapkan oleh siapapun. Begitu juga dengan wanita single parent (wsp) yang mendapatkan hak asuh anaknya pasca-perceraian menuntut ia memikul beban berat untuk memenuhi kewajibannya terhadap anak sabagai orang tua yang baik. Mereka secara sendirian akan dihadapkan dengan sebuah tanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan anakanaknya baik fisik maupun non-fisik. Menyadari beban berat dan besar yang ditanggung oleh seorang single parent dalam pemenuhan kebutuhan anak-anaknya menuntut seorang single parent untuk memiliki optimisme dalam dirinya agar tetap mampu dan berjuang untuk mencapai pemenuhan hak-hak anaknya. Dalam menjalankan kewajibannya sebagai orang tua tunggal untuk anak-anaknya, seorang single parent yang memiliki optimisme atau tidak akan diketahui melalui tahap �learning to be helpless� dan �style explanatory�. Dengan kedua tahap ini, seorang single parent akan menceritkan pengalaman-pengalamannya selama menjalankan kewajibannya sebagai orang tua tunggal untuk pemenuhan hak-hak anaknya. Optimisme wsp akan terlihat pada saat wsp menceritakan situasi ketidakberdayaannya terhadap keterpurukan dan kesulitan-kesulitan serta gaya penjelasan wsp terhadap keberhasilan dan kegagalannya selama menjalankan kewajibannya dalam pemenuhan hak-hak anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran optimisme yang dijalankan oleh wsp serta wujud tanggung jawab wsp dalam pemenuhan hak-hak anaknya . Metode yang digunakan dalam penelitian ini ada metode kualitatif dengan teknik pengambilan subjek menggunakan purposive sampling. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah tiga orang wanita single parent. Pengumpulan data dari ketiga subjek dilakukan melalui wawancara secara personal kepada masing-masing subjek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 2 tahap yang dialami oleh seorang wsp untuk mencapai optimisme yaitu; learning to be helpless (vulnerability/ invulnerability) dan explanatory style (permanence, pervasiveness dan personalization), ketiga subjek pada dasarnya terus berusaha bertanggung jawab dalam pemenuhan hak-hak anaknya. Bagi subjek pertama dan kedua, optimisme dapat dicapai karena peristiwa KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) yang terjadi dan melukai anak-anak mereka. Sehingga secara psikologis kedua subjek secara penuh melindungi anaknya baik fisik mau pun non fisik. Sedangkan untuk subjek ketiga, pencapaian optimisme hanya dalam pemenuhan hak anak secara fisik saja. Optimisme subjek ketiga dalam memerankan tugasnya sebagai seorang ibu belum dapat terwujud karena aktivitasnya dalam berkarir berdampak penelantaran dalam pemenuhan hak anak secara non fisik terutama pada saat dirumah.
- No. Panggil 150.2 MAE g
- Edisi
- Pengarang SITI MAEMUNAH NIM : 2007-71-096
- Penerbit Univ Esa Unggul 2011