Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dengan Kemampuan Pemecahan Masalah Akademis (Problem Solving) pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Esa Unggul
Amirah
ABSTRAK AMIRAH 2011. Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dengan Kemampuan Pemecahan Masalah Akademis (Problem Solving) pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Esa Unggul (Dibimbing oleh Dra. Winanti Siwi Respati, M.Si., Psi dan Drs. Iman Setyabudi, MM., Msi). IPK merupakan tolok ukur kecerdasan akademik mahasiswa dalam bidang tertentu di kampus, permasalahan yang dihadapi mahasiswa di dalam perkuliahan meliputi masalah-masalah yang berkaitan dengan materi kuliah yang semakin banyak, tugas yang menumpuk dengan waktu pengerjaan yang pendek, masalah nilai UTS maupun UAS, dan masalah dengan dosen yang pengajarannya kurang menyenangkan. Permasalahan tersebut dapat mempengaruhi IPK mahasiswa, Tinggi rendahnya hasil IPK yang diperoleh mahasiswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kemampuan untuk memecahkan masalah (problem solving). Faktor yang mempengaruhi seseorang dalam memecahkan masalah adalah lingkungan keluarga yaitu pola pengasuhan orang tua. Baumrind mengidentifikasikan tiga pola asuhan orangtua yang berbeda yaitu pola asuh authoritarian, permissive, dan authoritative. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik analisis data korelasi crosstab dan kontingensi untuk mencari hubungan antar variabel, z-score untuk mencari variabel yang paling dominan pada pola asuh, dan kategorisasi untuk melihat tinggi rendahnya pemecahan masalah. Data sampel diambil dengan menggunakan instrumen kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya terhadap 82 orang mahasiswa dengan teknik pengambilan sampel menggunakan probability sampling yaitu purpotional random sampling. Berdasarkan hasil uji z-score diketahui bahwa pola asuh yang dominan dalam penelitian ini adalah pola pengasuhan authoritative, dan hasil dari kategorisasi kemampuan pemecahan masalah (problem solving) menunjukkan bahwa mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Esa Unggul lebih banyak yang memiliki kemampuan pemecahan masalah (problem solving) yang rendah. Dari hasil analisis Crosstab didapatkan hasil bahwa mahasiswa yang mempersepsikan pola asuh orang tuanya authoritative memiliki kemampuan pemecahan masalah (problem solving) yang tinggi, dibandingkan dengan mahasiswa yang mempersepsikan pola asuh orang tuanya authoritarian dan permissive. Dan hasil analisis korelasi kontingensi menunjukkan bahwa (r)= 0,717, dengan p= 0,000 (p < 0,01). Hal ini berarti terdapat hubungan yang kuat dan signifikan antara pola asuh orang tua dengan kemampuan pemecahan masalah (problem solving). Berdasarkan hasil dari data penunjang usia 19-24 tahun banyak yang mempersepsikan di asuh dengan pola pengasuhan authoritative, dan pada usia 19-21 banyak yang memiliki kemampuan pemecahan masalah (problem solving) yang tinggi. Viii
- No. Panggil 150.2 AMI h
- Edisi
- Pengarang Amirah
- Penerbit univ Esa Unggul 2011