Frame Berita Isu Aksi Pembakaran Al-Qur�an yang Dicetuskan oleh Pendeta Terry Jones di Republika Online dan Tempo Interaktif edisi September 2010
Rizki Rachmawati
ABSTRAK Nama/NIM : Rizki Rachmawati / 2007-53-007 Judul : Frame Berita Isu Aksi Pembakaran Al-Qur�an yang Dicetuskan oleh Pendeta Terry Jones di Republika Online dan Tempo Interaktif edisi September 2010 Jumlah Halaman : xii; 122 halaman; 3 gambar; 3 tabel; 1 bagan; 1 grafik; 11 lampiran. Kata Kunci : Framing, Berita, Media Massa Online Daftar Pustaka : 27 judul 1989 - 2010 Rencana pembakaran Al-Qur�an yang sudah lama dicetuskan oleh Pendeta Terry Jones sejak tahun 2002 dan akan dilaksanakan setiap tanggal 11 September ini kembali menimbulkan pro dan kontra di tahun 2010. Ini karena tanggal 11 September 2010 secara kebetulan bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri hari kedua. Dalam konteks ini mengemukakan pertanyaan: bagaimanakah pers nasional memberitakan peristiwa tersebut? Bagaimanakah pers membangun berita tentang peristiwa itu? Penelitian ini berupaya menjelaskan pembingkaian (framing) pers tentang isu aksi pembakaran Al-Qur�an yang dicetuskan oleh Pendeta Terry Jones. Dua media massa online penulis pilih sebagai sasaran penelitian yaitu Republika Online dan Tempo Interaktif. Kedua media ini merupakan institusi pers yang berpengaruh dalam kehidupan pers Indonesia, terutama dalam dunia jurnalistik online. Penelitian ini menggunakan metode analisis framing model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Hasil analisis framing terhadap teks berita memperlihatkan kedua media massa online tersebut berbeda dalam membingkai pemberitaan ini. Perbedaan pembingkaian itu tidak luput dari visi dan misi mereka serta berbagai fakta yang mempengaruhi pers di negeri ini, terutama karena kemajemukan bangsa Indonesia ditambah dengan masyarakat Indonesia yang mayoritas Islam menolak terjadinya rencana ini. Perbedaan frame Republika Online dan Tempo Interaktif tentang isu aksi pembakaran Al-Qur�an ini disebabkan Tempo Interaktif melakukan pembingkaian lebih disebabkan faktor ideologi media non-agamis, sementara Republika Online lebih mengedepankan faktor kedekatan terhadap umat muslim. Namun yang jelas, apapun motivasinya, citra yang terbentuk dari pemberitaan tersebut niscaya mempengaruhi opini publik. Perbedaan pembingkaian rencana tersebut akan memberikan masyarakat banyak pilihan informasi sehingga dapat mengetahui apa yang terjadi maupun yang akan terjadi atas rencana tersebut dari versi yang berdeda. Fenomena ini menjadi satu realitas yang dialami khalayak pembaca surat kabar online dan bukti bahwa sulit bagi pelaku pers untuk bertindak objektif, seimbang, dan tidak berpihak dalam menghadapi satu peristiwa.
- No. Panggil 302.2 RAC f
- Edisi
- Pengarang Rizki Rachmawati
- Penerbit Univ ESa Unggul 2011