Hubungan Posisi Kerja Berdiri Dan Keluhan Nyeri Otot Leher Pada Karyawan Welding Manual PT. Roda Prima Lancar Tangerang
Adi Nurhidayattullah
ABSTRAK UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA SKRIPSI, SEPTEMBER 2011 ADI NURHIDAYATTULLAH HUBUNGAN POSISI KERJA BERDIRI DAN KELUHAN NYERI OTOT LEHER PADA KARYAWAN WELDING MANUAL PT. RODA PRIMA LANACAR TANGERANG Terdiri Dari 6 Bab, 80 Halaman, 14 Tabel, 7 Grafik, 5 Lampiran Bekerja pada kondisi yang tidak ergonomis dapat menimbulkan berbagai masalah salah satu diantaranya adalah nyeri otot leher. Bekerja dengan posisi berdiri yang dilakukan secara terus menerus atau dalam jangka waktu yang lama menyebabkan ketegangan otot serta keterbatasan gerakan leher yang menyebabkan kejadian keluhan otot leher menjadi keluhan yang sering dialamai pegawai welding saat melakukan pengelasan dengan posisi berdiri selama berjam-jam. Metode penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Data yang dipakai adalah data primer yang diambil menggunakan kuesioner yang dilakukan di PT. Roda Prima Lancar Tangerang dengan jumlah sempel sebanyak 40 orang. Analisa data pada penelitian ini menggunakan Rank Spearman untuk mengukur kekuatan hubungan antara posisi kerja berdiri dan keluhan nyeri otot leher karyawan welding manual PT. Roda Prima Lancar Tangerang. Umur responden sebagian besar >= 18-21 Tahun (45.0%), tinggi badan >= 166-170 Cm (42.0%), berat badan >= 40-55 Kg (62.5%), lama bekerja <= 1-4 Tahun (77.5%), tingkat pendidikan SMK (77.5%). Rata-rata skor poisisi Kerja berdiri sebesar 16.28 (±1.783) dan rata-rata keluhan nyeri otot leher adalah 21.4 (±1.549). Hasil uji korelasi menunjukan tidak adanya hubungan yang signifikan antara posisi kerja berdiri dan keluhan nyeri otot leher (r = - 0.063 ; p => 0.05). Untuk mengurangi keluhan nyeri otot leher maka sebelum melakukan pekerjaan sebaiknya petugas meluangkan waktu untuk berolah raga sejenak dengan meregangkan otot � otot agar tidak tegang saat melakukan aktifitas bekerja. Saat melakukan aktifitas pekerjaan sebaiknya tidak dalam kondisi statis pada kedua kaki secara terus menurus. Dianjurkan agar karyawan menumpu pada kedua kaki secara bergantian. Tidak memaksakan pekerjaan jika pekerja mengalami keluhan nyeri otot leher dan segera di istirahatkan.
- No. Panggil 610.2 NUR h
- Edisi
- Pengarang Adi Nurhidayattullah
- Penerbit Univ Esa Unggul 2011