Gambaran penyesuaian diri terhadap pasangan dalam kehidupan perkawinan remaja di Desa Tanimulya Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat�
Nirmala Kartika
ABSTRAK NIRMALA KARTIKA SARI. 2011. GAMBARAN PENYESUAIAN DIRI TERHADAP PASANGAN DALAM KEHIDUPAN PERKAWINAN REMAJA DI DESA TANIMULYA KECAMATAN NGAMPRAH KABUPATEN BANDUNG BARAT. (Dibimbing oleh Dra. Winanti Siwi Respati Psi., M. Si. dan Dra. Safitri, M.Si ). Banyaknya fenomena remaja di Desa Tanimulya yang memutuskan untuk menikah mengharuskan remaja tersebut menerima segala bentuk tanggung jawab yang dituntut dari adanya sebuah perkawinan. Tidak sedikit remaja di Desa tersebut yang merasakan penyesalan karena memutuskan menikah di usia muda sehingga menimbulkan banyak konflik yang terjadi dalam kehidupan perkawinannya bahkan ada yang berujung pada perceraian. Adanya perubahan peran remaja dari seorang anak menjadi seorang istri atau suami diperlukan penyesuaian diri terhadap pasangannya. Penyesuaian diri terhadap pasangan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kebahagiaan perkawinan. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran penyesuaian diri terhadap pasangan dalam kehidupan perkawinan remaja di Desa Tanimulya. Jenis penelitian ini bersifat kuantitatif non-eksperimental. Menggunakan teknik statistik deskriptif yaitu untuk melihat gambaran penyesuaian diri terhadap pasangan pada remaja. Sampel penelitian ini adalah remaja di Desa Tanimulya yang sudah menikah. Sampel diambil dengan teknik proportianate stratified random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang disusun sendiri oleh penulis berdasarkan teori penyesuaian diri pada pasangan dari Spanier (1987). Dalam uji validitas menggunakan Pearson Product Moment dan uji reliabilitas menggunakan Alfa Cronbach dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,896. Remaja yang menikah muda di Desa Tanimulya memiliki penyesuaian diri yang tinggi terhadap pasangan, terlihat dari aspek penyesuaian dirinya yaitu kesepakatan antar pasangan, kelekatan antar pasangan, kepuasan antar pasangan dan ungkapan perasaan. Remaja di Desa Tanimulya yang memiliki penyesuaian diri tinggi terhadap pasangannya adalah remaja perempuan yang berusia 20 tahun, bekerja sebagai buruh, karyawan, ibu rumah tangga dan pendidikan terakhirnya adalah SMP, SMA dan D3. Remaja yang memiliki penyesuaian diri yang tinggi terhadap pasangannya adalah remaja yang memutuskan untuk menikah karena alasan suka sama suka dan kehamilan tidak diinginkan dengan usia perkawinan 0-3 tahun yang memiliki selisih umur 1-3 tahun dan lebih dari 5 tahun dengan pasangannya, dan yang sebelum menikah berpacaran selama 1-3 tahun. Kepuasan antar pasangan menjadi dimensi yang dominan dalam penelitian ini.
- No. Panggil 150.1 KAR g
- Edisi
- Pengarang Nirmala Kartika
- Penerbit Univ Esa Unggul 2011