Hubungan Asupan Energi, Zat Gizi Makro, Natrium dan Cairan dengan Selisih Berat Badan Basah dan Kering pada Pasien Hemodialisis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Tangerang�,
Dwi Ria Ciptasari
ABSTRAK UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU � ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI SKRIPSI, SEPTEMBER 2011 DWI RIA CIPTASARI HUBUNGAN ASUPAN ENERGI, ZAT GIZI MAKRO, NATRIUM, CAIRAN DAN SELISIH BERAT BADAN BASAH DAN KERING PADA PASIEN HEMODIALISIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN TANGERANG xvii, VI Bab, 104 Halaman, 10 Tabel, 18 Grafik, 1 Gambar, 3 Lampiran Latar Belakang : Ginjal adalah organ yang berfungsi dalam mengeluarkan sisasisa metabolisme, mengatur keseimbangan cairan tubuh dan sebagai organ endokrin. Apabila fungsi ginjal sudah tidak dapat berjalan dengan baik maka dapat mengakibatkan gagal ginjal kronik yaitu penurunan faal ginjal yang bertahap, progresif, menahun dan irreversible. Asuhan nutrisi menjadi perhatian karena banyaknya pasien yang menderita kurang gizi di rumah sakit. Masalah lain yang sering dialami oleh pasien hemodialisis adalah kesulitan dalam mengontrol selisih berat badan basah dan kering atau kenaikan berat badan diantara waktu hemodialisis. Tujuan : Mengetahui hubungan asupan energi, zat gizi makro, natrium dan cairan dengan kenaikan berat badan kering dan berat badan basah pada pasien hemodialisis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Tangerang. Metode : Penelitian ini adalah penelilian cross sectional yang bersifat deskriptif, dilakukan pada pasien hemodialisis di RSUD Kabupaten Tangerang. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 126 orang. Data merupakan data sekunder yang pengumpulan datanya dilakukan pada bulan Maret- April 2008. Hasil : Sebagian besar sampel adalah laki- laki (67, 5%), berusia dewasa 18- 55 tahun (52, 1 %), asupan energi cukup (51, 6 %), asupan karbohidrat kurang (50, 8 %), asupan lemak lebih (63, 5 %), asupan protein cukup (48, 4 %), asupan natrium lebih (94, 4 %), asupan cairan lebih (95, 2 %), dan memiliki selisih berat badan baik yaitu (53, 17 %). Kesimpulan : Selisih berat badan basah dan kering pada pasien hemodialisis sangat terkait dengan asupan natrium dan cairan, sehingga diperlukan pembatasan asupan natrium dan cairan pada pasien hemodialisis untuk menekan kenaikan selisih berat badan basah dan kering. Daftar Bacaan : 35 (1990 � 2011)
- No. Panggil 610.2 RIA h
- Edisi
- Pengarang Dwi Ria Ciptasari
- Penerbit Univ Esa Unggul 2011