Hubungan tingkat pendididkan dan tingkat pendapatan keluarga terhadap konsumsi serat (sayur buah kacang)pada lansia usia 60-74 tahun di pulau sumatra (ANALISIS DATA SEKUNDER RISKESDAS 2010)
Duwi Titi Riyanti
ABSTRAK UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI SKRIPSI, MARET 2012 DUWI TITI RIYANTI HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA TERHADAP KONSUMSI SERAT (SAYUR, BUAH, KACANG) PADA LANSIA USIA (60-74 TAHUN) DI PULAU SUMATERA xv, Bab VI, 114 Halaman, 33 Tabel, 18 Grafik Latar Belakang : Serat merupakan komponen polisakarida (non-starch polysaccarides). Serat tidak dapat dicerna tetapi berpengaruh baik untuk kesehatan. Tingkat konsumsi serat dapat dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan tentang serat dan tingkat pendapatan. Tujuan : Mengetahui pengaruh tingkat pendidikan lansia dan tingkat pendapatan keluarga lansia terhadap konsumsi serat (sayur, buah, dan kacang) pada lansia usia 60-74 tahun di Pulau Sumatera. Metode Penelitian : Data yang digunakan data sekunder RISKESDAS 2010, dengan pendekatan cros sectional. Jumlah seluruh sampel lansia usia (60-74 tahun) yang diteliti (n=2633). Dalam pengujian statistik menggunakan uji t-test independen, one-way annova, dan analisis regresi linear. Hasil : Rata-rata konsumsi serat di Pulau Sumatera yang berasal dari sayur dan olahan 1,876 gr (±2,146), buah dan olahan 2,782 gr (±2,491), kacang dan olahan 1,643 gr (±2,489). Dengan status pendidikan lansia terbanyak tidak sekolah dan tidak tamat sd (47,1%), untuk status pendapatan keluarga lansia terbanyak adalah pendapatan tingkat tinggi (kuintil 4) (23,2%). Berdasarkan hasil uji statistik yang digunakan, terdapat perbedaan konsumsi serat buah dan olahannya menurut tingkat pendidikan (P<0,05) pada lansia usia (60-74 tahun). Terdapat perbedaan konsumsi serat buah dan kacang beserta olahannya menurut tingkat pendapatan keluarga lansia (P<0,05) pada lansia usia (60-74 tahun). Kesimpulan : Perlu diadakannya penelitian pola konsumsi serat total yang dinilai dari 13 golongan bahan makanan dalam sehari yang dilakukan pada sampel dengan usia produktif mengingat perubahan gaya hidup termasuk pola konsumsi makanan yang tinggi kalori dan rendah serat yang mengakibatkan tingginya angka penyakit degeneratif pada usia lanjut. Daftar Bacaan : 40 (1980-2011)
- No. Panggil 610.2 TIT h
- Edisi
- Pengarang Duwi Titi Riyanti
- Penerbit 2012