Gambaran Penyesuaian Perkawinan Sepuluh Tahun Pertama pada Pasangan Suami Istri Dewasa Awal di Area Jakarta Barat yang Mengalami Kasus Kehamilan di Luar Nikah Pada Masa Remaja
Elisabeth Riahta Santhany
ABSTRAKSI Santhany, Elisabeth Riahta, 2011. Gambaran Penyesuaian Perkawinan Sepuluh Tahun Pertama pada Pasangan Suami Istri Dewasa Awal di Area Jakarta Barat yang Mengalami Kasus Hamil di Luar Nikah pada Masa Remaja. (Dibimbing oleh Winanti Siwi Respati., Dra., Psi., dan Mulyo Wiharto, Drs., MM.) Ketika sepasang remaja yang mengalami kasus hamil diluar nikah memilih untuk melanjutkan hubungan mereka ke jenjang perkawinan, kebanyakan dari mereka tidak mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai perkawinan. Mereka cenderung menganggap perkawinan sebagai kebahagian karena akhirnya mereka dapat bersatu dengan pasangannya. Perkawinan memiliki konsekuensi dan tanggung jawab yang mengharuskan pasangan suami istri saling dapat saling menyesuiakan diri dan bekerjasama demi tercapainya suatu tujuan perkawinan. Penyesuaian perkawinan adalah proses modifikasi, adaptasi dan mengubah pola tingkah laku individu maupun pasangan serta interaksi untuk mencapai kepuasan maksimum dalam suatu hubungan. Sebagian besar pasangan suami istri harus membuat penyesuaian diri dalam 12 area. Area tersebut yakni : pemenuhan kebutuhan emosional dan dukungan, penyesuaian seksual, kebiasaan-kebiasaan individu, peran gender, pertimbangan-pertimbangan materi dan keuangan, pekerjaan dan pencapaian, kehidupan sosial; teman dan rekreasi, komunikasi, kekuasaan dan pengambilan keputusan, konflik dan pemecahan masalah, serta moral, nilai dan ideologi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus intrinsik. Tujuan penelitian adalah mengetahui bagaimanakah penyesuaian perkawinan sepuluh tahun pertama pada pasangan suami istri dewasa awal di area Jakarta Barat yang mengalami kasus hamil di luar nikah pada masa remaja. Kriteria subjek dalam penelitian ini adalah (1) Subyek adalah pasangan suami-istri berusia remaja yang menikah karena kasus hamil di luar nikah, (2) pada saat menikah berusia berusia 16 s.d. 24 tahun, (3) berada pada rentang usia perkawinan dibawah 10 tahun, (4) tidak berada dalam keadaan bercerai atau tinggal terpisah dengan pasangannya dan (5) tinggal di wilayah Jakarta Barat. Metode penggalian data yang digunakan adalah wawancara secara mendalam. Dari hasil wawancara tersebut diolah dalam bentuk verbatim, koding kategori dan dilakukan interpretasi pada ketiga subyek penelitian. Mengacu hasil analisis dapat disimpulkan bahwa secara garis besar ketiga subyek tidak dapat melakukan penyesuaian perkawinan dengan maksimal. Pasangan subjek satu dan dua mulai merasa jenuh dengan perkawinannya bahkan telah mengagendakan perceraian di masa yang akan datang. Hanya pasangan subjek ketiga yang berhasil melakukan penyesuaian dengan baik. Keberhasilan tersebut dikarenakan beberapa faktor yaitu : usia suami yang lebih tua sehingga mampu mengimbangi istri, tidak adanya perselingkuhan dalam perkawinan, lamanya waktu perkenalan sebelum menikah, terselesaikannya masalah perbedaan agama, adanya dukungan dari hampir seluruh anggota keluarga dan teman, tingkat pendidikan yang setara antara suami dan istri, kondisi tempat tinggal terpisah dari mertua, memiliki persamaan jenis pekerjaan dengan keseimbangan pendapatan serta teknik berkomunikasi yang baik
- No. Panggil 150.2 RIA g
- Edisi
- Pengarang Elisabeth Riahta Santhany
- Penerbit 2012