Asean open sky dan tantangan bagi Indonesia
Fachri Mahmud
UDara bebas Asean adalah paradigma baru bagi organisasi bangsa-bangsa Asia Tenggara yang merencanakan kesatuan fisik, politik dan sosial. Adalah merupakan fenomena baru bahwa banyak nengara menggandrungi kesatuan regional, yang dalam banyak hal, hasil Uni Eropa dan kesatuan Australia/Selandia Baru merupakan pencapaian positif sehingga menjadi kesatuan yang solid dalam menghadapi kelompok regional dari negara-negara lain, baik dari segi ekonomi, politik dan sosial. Udara bebas Asean memiliki empat komponen utama, yaitu konektivitas, komunitas, ekonomi, pasar tunggal penerbangan dan akhirnya mencapai udara bebas (opne sky) Asean kemudian melahirkan tiga Perjanjian Multilateral Asean tentang jasa anguktan udara dengan 6 protokolnya, perjanjian multilateral Asean tentang liberalisasi tentang jasa angkutan udara cargo dengan 2 protokol dan terakhir perjanjian multilateral Asean tentang liberalisasi penuh jasa angkutan udara penampung juga dengan 2 protokolnya. Tantangan yang dihadapi Indonesia ialah pertama-tama pelaksanan secara nasional konektivitas, komunitas ekonomi, pasar tunggal penerbangan udara bebas dalam konteks Asean. Kemudian persiapan pelabuhan udara Balikpapan, Manado, Pontianak dan Tarakan dibagian timur Indonesia dan Medan, Padang , Banda Aceh dan Nias, di bagian barat Indonesia. Dua hal yang perlu perhatian ialah penunjukan perusahaan penerbangan nasional yang akan menerbangi daerah didalam sub regional.
- No. Panggil 387.7 MAH a
- Edisi
- Pengarang Fachri Mahmud
- Penerbit [s.l] Mahmud Yunus Wadzuriyah 2012