AKSESIBILITAS AIR BERSIH BAGI MASYARAKAT DI PERMUKIMAN LINDUK KECAMATAN PONTANG KABUPATEN SERANG
DIDIN LUKMANUL HAKIM
Prasarana air bersih merupakan prasarana yang cukup penting demi mendukung kehidupan masyarakat sehari-hari seperti minum, memasak, mandi, mencuci dan sebagainya. Air bersih yang semula sebagai barang sosial yang mudah didapat sekarang menjadi barang ekonomi yang banyak dicari dan sulit didapatkan sehingga harganya menjadi mahal. Permukiman Linduk Kec. Pontang Kab. Serang termasuk daerah permukiman yang kesulitan mendapatkan air bersih. Hampir setiap tahun terjadi kekurangan air bersih yang disebabkan oleh kondisi air tanah berada pada kedalaman 70- 100m dengan rasa air hambar dan asin hanya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan kebersihan. Sedang untuk kebutuhan konsumsi, masyarakat membeli air kali dari pedagang air keliling dan air minum dari depot air isi ulang. Dan sebagian lainnya menggunakan air kali untuk memenuhi semua kebutuhan air bersih sehari-hari. Meski PDAM Linduk telah berdiri sejak tahun 2002, namun jangkauannya masih terbatas sekitar 18,12% dari total rumah tangga di permukiman Linduk yang terlayani. Permasalahan masyarakat di permukiman Linduk tersebut, mendorong peneliti untuk mengetahui seberapa besar kemudahan atau tingkat aksesibilitas air bersih bagi masyarakat di permukiman Linduk Kec. Pontang Kab. Serang. Dimana, tingkat aksesibilitas air bersih bagi masyarakat di permukiman Linduk dilihat dari permintaan (demand) dan penyedia (supply) air bersih. Berdasarkan variabel dasar akses yang diteliti, meliputi jumlah/volume, jarak, waktu, biaya, dan kualitas. Metodologi yang digunakan dengan pendekatan kuantitatif dan metode analisis statistik deskriptif. Sumber data diperoleh dari data primer melalui observasi lapangan, wawancara dan kuesioner, sedang data sekunder diperoleh dari instansi terkait. Dimana sampel dipilih berdasarkan strata supply air bersih yaitu 17 responden supply perpipaan dan 74 responden supply non perpipaan. Analisis aksesibilitas air bersih berdasarkan hasil analisis perbandingan demand dan supply air bersih bagi masyarakat di permukiman Linduk Kec. Pontang Kab. Serang. Hasilnya adalah volume/jumlah kebutuhan air bersih masyarakat sebagian besar yang terpenuhi sekitar <5 ltr/org/hr untuk kebutuhan minum dan memasak saja. Jarak dan waktu tempuh mendapatkan air bersih sekitar 49% masyarakat menempuh 100-1000m atau 5-30 menit. Harga air bersih masyarakat per m3 berada di atas Rp. 32.000,- atau 16 kali lipat harga supply air bersih PDAM. Mahalnya biaya air bersih per m3 yang dikeluarkan masyarakat di permukiman Linduk mendapatkan air bersih karena air dibeli dari pedagang atau penjaja keliling. Karena itu dari segi kemampuan masyarakat mampu untuk membayar air bersih dari supply perpipaan PDAM yaitu rata-rata Rp. 4.500,-/m3 dari tarif PDAM terbesar Rp. 2.000,-/m3. Sumber air bersih sebagian besar masyarakat di permukiman Linduk berasal dari supply non perpipaan, dimana sebanyak 55% masyarakat di permukiman Linduk menggunakan air kali yang kualitasnya tidak memenuhi standar air bersih. Menurut Howard dan Bartram mengenai tingkat layanan air bersih, aksesibilitas air bersih bagi masyarakat di permukiman Linduk berada pada tingkat akses dasar. Maka arahan pengembangan untuk peningkatan akses air bersih bagi masyarakat di permukiman Linduk, dengan menggunakan analisis IPA (analisis kuadran dan analisis kesenjangan). Hasilnya yaitu variabel akses yang berada pada kuadran II yaitu jarak, waktu dan biaya air bersih menjadi prioritas utama untuk diatasi, dan variabel akses di kuadran III yaitu volume dan kualitas air bersih menjadi prioritas kedua. Hasil analisis arahan pengembangan tersebut akan menjadi rekomendasi kepada Pemerintah Daerah, PDAM dan masyarakat di permukiman Linduk. Kata kunci : Aksesibilitas air bersih, demand dan supply, permukiman Linduk
- No. Panggil 628.1 LUK a
- Edisi
- Pengarang DIDIN LUKMANUL HAKIM
- Penerbit Semarang 2010