Hubungan antara religiusitas islam dengan kematangan emosi remaja akhir (Penelitian Pada mahasiswa/i Universitas Prof. DR Hamka (Uhamka)-Jakarta)
Syahrial Al Atas
ABSTRAK SYAHIRAH AL-ATAS. 2006. Hubungan Antara Religiusitas Islam Dengan Kematangan Emosi Pada Remaja Akhir (Penelitian Pada Mahasiswa/i Universitas Prof.DR.Hamka (UHAMKA) - Jakarta). (Dibimbing oleh Wildan Pramudya Arifin, S. Sos dan Dr. Awaluddin Tjalla, M.Pd). Pada dasarnya modernisasi berorientasi pada ilmu pengetahuan yang bebas nilai, yang secara tidak langsung berdampak pada gaya hidup seseorang karena gaya hidup seseorang tidak bisa lepas dari keberadaan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Masyarakat modern berpandangan bahwa nilai bukan suatu yang absolut, nilai sosial berkembang sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman, serta nilai agama dan budaya tradisional dipandang sebagai nilai yang tidak berkembang dan mengantarkan manusia pada ketertinggalan, nilai yang benar adalah nilai sekarang bukan nilai lama sehingga mereka cenderung permisif terhadap nilai kebebasan. Inilah konsekuensi dari moderenisasi dan budaya global. Kedatangan modernisasi akan mengikis agama dan nilai-nilai lama. Membuat nilai baru yang sesuai dengan karakter budaya modern. Pada kondisi ini, peranan agama dan keterikatan atau penghayatan agama (religiusitas) dan nilai sosial lama tidak ada. Agama hanya menjadi suatu formalitas dalam berhubungan dengan Tuhan. Agama tetap ada, namun keberadaannya disingkirkan dan keterikatan dan penghayatannya melemah terutama nilai yang berhubungan dengan interaksi dan emosi manusia. Masalah yang diajukan dalam penelitian ini, apakah individu yang memiliki religiusitas (keterikatan dan penghayatan yang baik), akan diikuti pula oleh kematangan emosi yang semakin baik dan penelitian ini bermaksud menyajikan pembahasan tentang hubungan aspek psikologis dari sudut pandang agama terhadap proses perkembangan reaksi emosional pada remaja akhir. Jenis penelitian ini bersifat kuantitatif non-eksperimental, dengan menggunakan teknik statistik korelaional yaitu melihat kesignifikansian hubungan antara religiusitas dengan kematangan emosi. Sampel penelitian ini adalah remaja akhir atau berusia 19-24 tahun pada mahasiswa/i Universitas Prof.DR. Hamka � Jakarta. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui alat ukur berupa kuesioner yang disusun sendiri oleh penulis berdasarkan teori pilar agama Islam dari Bastaman dan dimensi religiusitas dari Glock & Stark untuk skala religiusitas dan Smitson untuk skala kematangan emosi. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,317 dengan α = 0,01; Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan tidak ditolaknya hipotesa alternatif yang menyatakan terdapat korelasi positif yang signifikan antara religiusitas Islam dengan kematangan emosi pada mahasiswa/i UHAMKA - Jakarta. Sehingga, perhatian dan pembinaan perlu diberikan kepada remaja agar mereka mampu mengembangkan dirinya dan menempatkan potensi-potensinya dalam suatu kondisi pertumbuhan dan tuntutan dapat dihadapi dengan cara yang efektif dan sehat.
- No. Panggil 150 AL h
- Edisi
- Pengarang Syahrial Al Atas
- Penerbit Jakarta : INDONUSA Esa Unggul 2006